Sempurnakan Ramadhan Anda Dengan Iktikaf
Diposting oleh :
M Delfi Saputra | Dirilis :
05.37 | Series :
Ramadhan tinggal
beberapahari lagi. Sudahkah kita jadikan momentum istimewa ini sebagai media
untuk benar-benar meraih predikat taqwa? Hari terakhir Ramadhan bukanlah saat
untuk semata-mata mempersiapkan Lebaran, bekerja kian giat agar bisa belanja
pakaian dan makanan, sampai-sampai meninggalkan ibadah iktikaf.
Bagi orang yang
benar-benar merasa terpanggil oleh Allah SWT, tentu ia akan jadikan Ramadhan
ini benar-benar berarti dalam hidupnya. Ia akan berusaha semaksimal mungkin
meraih keridaan Allah SWT. Satu upaya yang harus dilakukan dengan penuh
keimanan dan penuh semangat di bulan suci ini ialah iktikaf, terkhusus pada
sepuluh hari terakhir. Di penghujung ayat tentang Ramadhan (QS 2: 187), Allah
menyebut tentang iktikaf. Ini mengindikasikan bahwa iktikaf adalah hal penting
untuk diutamakan seorang Muslim di bulan Ramadhan.
Selain itu,
Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan momentum Ramadhan untuk iktikaf. Bahkan,
pada tahun di mana Beliau meninggalkan umatnya untuk selamalamanya. “Nabi
dahulu iktikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, hingga Beliau
diwafatkan Allah SWT, kemudian istri-istrinya iktikaf setelahnya.” (HR
Bukhari).
Secara bahasa
iktikaf berarti menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada
padanya, baik hal itu berupa kebajikan maupun keburukan.
Sementara secara
istilah iktikaf bermakna menetapnya seorang Muslim di dalam masjid untuk
melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT.
Secara historis,
iktikaf dalam praktiknya juga dilakukan oleh Nabi dan umat sebelum Rasulullah
SAW. Kisah ini terdapat dalam firman-Nya: “Dan telah Kami perintahkan kepada
Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang
iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud.” (QS 2: 125).
Iktikaf akan
membantu seorang Muslim mencapai derajat takwa dengan lebih sempurna. Sebab,
dengan iktikaf, dia akan senantiasa terdorong untuk melakukan ibadahibadah
dengan penuh kekhusyukan. Situasi demikian tentu akan mendorong terjadinya
peningkatan kualitas iman dan takwa.
Orang yang
iktikaf akan terbantu untuk melakukan shalat berjamaah tepat waktu, shalat
tarawih, shalat tahajud, shalat sunah, membaca Alquran, tafakur, zikir, dan
beragam bentuk ibadah lainnya. Dengan cara demikian, insya Allah orang yang
beriktikaf akan terbantu untuk mendapatkan malam lailatul qadar.
Iktikaf tidak
saja mendorong kesa daran untuk melakukan ba nyak ibadah, tetapi juga kesadaran
untuk mencintai masjid. Kecintaan kepada masjid adalah salah satu ciri seorang
yang ber iman kepada Allah dan hari akhir.
Allah berfirman,
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS
9: 18).
Jadi, marilah
kita laksanakan iktikaf dengan penuh kesungguhan.