Kultum Tentang Hakikat Puasa
Diposting oleh :
M Delfi Saputra | Dirilis :
05.32 | Series :
Hakikat
Puasa
Segala puji bagai Allah. Salawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir, Nabi kita Muhammad, keluarganya, para
sahabat dan siapa saja yang mengambil petunjuknya hingga hari kiamat.
Saudaraku Muslim, puasa Ramadhan merupakan salah
satu dari lima Rukun Islam, maka perhatikanlah benar-benar rukun asas ini, dosa-dosamu yang lalu benar-benar diampuni. Perhatian tersebut dalam bentuk:
Puasamu haruslah karena imanmu,
bahwa Allah mewajibkan puasa Ramadhan. Allah swt- telah berfirman:
“…Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu… “
(QS. Al-Baqarah: 185)
Dan sabda Rasulullah -shalallahu alaihi
wasalam-:
“Datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan
berkah, Allah azzawajalla mewajibkan kalian berpuasa pada bulan itu.”
[HR. Ahmad dan an-Nasai. Hadits sahih]
Mengetahui dengan keyakinan bahwa puasa
Ramadhan merupakan salah satu dari lima fondasi yang Islam dibangun di atasnya.
Berimanlah dengan hal itu. Mengetahui pentingnya puasa, serta kedudukannya
dalam agama Islam ini. Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- bersabda
dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar -radiallahu’anhu-:
“Islam dibangun atas lima perkara: Persaksian
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berhaji ke
baitullah (Kakbah) dan puasa Ramadhan.”
[HR. As-Syaikhân (al-Bukhari dan Muslim)]
Yakinilah bahwa pada puasa Ramadhan
terdapat kebaikan untukmu, karena yang mewajibkannya adalah Allah yang
mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya. Sebagaimana firman-Nya -ta’âla-:
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak
mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Lembut lagi Maha
Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)
Jika berpuasa, harapkanlah pahalanya di
sisi Allah. Jangan mencari sesuatu selain pahala puasamu di sisi
Rabb-mu. Jangan termasuk mereka yang berniat puasa agar terjaga dari penyakit,
mengobati sakit yang diderita, ingin mengurangi berat badan atau semata
mengurangi hawa nafsunya tanpa mengharapkan pahala dari Allah. Allah -ta’âla-
telah berfirman:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka
di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Hûd: 15-16)
Maka itu jadikan puasamu semata-mata karena wajah
Allah, negeri akhirat dan tengah menaati perintah Allah dan rasul-Nya -shalallahu
alaihi wasalam- “Aku dengar dan aku taati.”
Jika engkau mengharap pahala puasamu
kepada Tuhan-mu, yang tidak mengganjarnya selain Dia sendiri, itu akan
menuntutmu berpuasa sesempurna mungkin dalam menjaga niat maupun
mengharap balasan, jauh dari apa-apa yang merusak puasamu, baik yang
membatalkan maupun yang merusak kesempurnaan pahala. Jadikan pandanganmu
tertumpu pada sabda Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- :
“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan
pahalanya sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat. Allah -azzawajalla-
berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang akan
mengganjarnya.”
[HR. As-Syaikhân]
Jika engkau berpuasa, wahai saudaraku
Muslim, hendaknya yang ada di benak, pikiran dan hatimu adalah menginginkan
wajah Allah semata. Terdorong dengan sabda Rasulullah -shalallahu
alaihi wasalam-:
“(Allah berfirman: ) ‘Kecuali puasa,
sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku yang akan mengganjarnya. Dia meninggalkan hawa
nafsu dan makanannya demi aku.”
Jika engkau menjalani puasa Ramadhan dengan iman
dan mengharap pahala, maka engkau akan mendapatkan pengampunan dosa-dosa
(kecil) yang telah lalu dengan keutamaan dan rahmat Allah. Rasulullah -shalallahu
alaihi wasalam- bersabda dalam hadits Abu Hurairah -radiallahu’anhu-:
“Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan
mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
[HR. As-Syaikhân]
Tetapi engkau harus menghindari dosa-dosa besar.
Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- telah bersabda:
“Antara shalat lima waktu, Jumat ke Jumat,
Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di antara itu semua, jika dosa besar
dapat dihindari.”
[HR. Muslim dan selainnya].