Langkah - Langkah Memahami Puisi
Diposting oleh :
M Delfi Saputra | Dirilis :
17.14 | Series :
Langkah-langkah Memahami Puisi
Langkah-langkah untuk memahami dan menikmati puisi adalah sebagai berikut :
1. Menyingkap judul;
2. Memahami makna kata-kata kunci;
3. Mengusut rujukan kata hanti;
4. Mempelajari konteks penciptaan;
5. Merumuskan makna utuh.
1. Menyingkap judul
Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi.
Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis
besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci
untuk menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul
tersebut dapat terbuka makna yang ada dalam sebuah puisi
Untuk menyingkap makna sebuah judul, harus dicari dulu
makna lugasnya. Usahakan memahami makna kata, frase, atau kalimat demi
kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan
makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu
baru mencari makna tambahannya.
2. Memahami Makna Kata Kunci
Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang
menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti itu dinamakan kata kunci.
Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam puisinya,
misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau
kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan
memberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya.
Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau
makna leksikal, makna citraan atau makna imajis, dan makna lambang. Jadi
untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus diungkapkan
a. Makna Lugas
Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang
maknanya sesuai dengan makna leksikal atau makna yang terdapat dalam
kamus. Dalam puisi-puisi muka, pada umumnya makna lugas dari kata-kata
itu sudah diketahui dengan baik. Namun, ada beberapa kata yang mungkin
perlu di cari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa di
pahami dengan baik.
b. Makna Citraan atau Makna Imajis
Dalam memilih sebuah kata, seorang penyairtidak hanya
bermaksud menyampaikan makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair
membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran pembacanya. Makna
yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis.
c. Makna Lambang
Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu
melebihi makna yang biasa dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi,
sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari sesuatu di samping
memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna lambang
sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang
sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.
3. Mengusut Rujukan Kata Ganti
Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau
nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering
secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk dengan kata-kata
tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud
penyair dengan kata-kata itu.
4. Mempelajari Konteks Penciptaan
Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya
dengan membaca apa yang tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu
mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-hal tersebut
misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar
belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan
sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.
5. Merumuskan Makna Utuh
Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari
puisi itu, baik makna tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan
dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh dalam sebuah
puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan
puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau
pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah
mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair)
yang dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan
bertambah. Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada
kepuasan batin karena telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang
lain