Debat
Diposting oleh :
M Delfi Saputra | Dirilis :
17.16 | Series :
Debat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Debat merupakan
kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah
dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar
kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang
umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah
debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah
dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan
dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang
masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat
disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk
menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif
adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat
yang lebih baik.
Debat kompetitif dalam pendidikan[sunting | sunting sumber]
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak
bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya,
seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan
terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa
asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).
Namun, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan
atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul
istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif
yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing
memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui
adalah World Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya
British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating
Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.
Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa
Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta
manapun. Namun, beberapa kompetisi memberikan penghargaan khusus kepada
tim yang berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language - ESL).
Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris, Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.
Debat kompetitif di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Artikel Utama: Debat kompetitif di Indonesia
Di Indonesia,
debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh
kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama
di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di P. Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006), kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.
Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).
Berbagai gaya debat parlementer[sunting | sunting sumber]
Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:
- jumlah tim dalam satu debat
- jumlah pembicara dalam satu tim
- giliran berbicara
- lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara
- tatacara interupsi
- mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi
- tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara
- hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara
- jumlah juri dalam satu debat
- kisaran penilaian
Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:
- penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu)
- lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit (WUDC) hingga 1 jam (WSDC)
- perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1)
- sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah power matching
Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di debat parlemen sebenarnya:
- topik debat disebut mosi (motion)
- tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)
- pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainya
- pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House
- penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)
- interupsi disebut Points of Information (POI)
Australian Parliamentary/Austramarician Parliamentary ("Australs")[sunting | sunting sumber]
Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga
ke kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di amerika, sehingga
akhirnya disebut sebagai format Austramarician Parliamentary. Dalam
format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan
dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi (Opposition), dengan urutan sebagai berikut:
- Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara pertama pihak Oposisi - 7 menit
- Pembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara kedua pihak Oposisi - 7 menit
- Pembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menit
- Pidato penutup pihak Oposisi - 5 menit
- Pidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit
Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini.
Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari
masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai
oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.
Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus
didukung oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:
- (This House believes that) Globalization marginalizes the poor.
- (Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.
Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam
batasan-batasan tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan
dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh
dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Tidak ada interupsi dalam format ini.
Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision.
Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga
cukup populer terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di
Indonesia yang menggunakan format ini adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English Debate (IVED).
Asian Parliamentary ("Asians")[sunting | sunting sumber]
Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan
dalam kejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah
adanya interupsi (Points of Information) yang boleh diajukan
antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk pidato utama, tidak pada pidato
penutup). Format ini juga mirip dengan World Schools Style yang
digunakan di WSDC.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English Competition
(e-Comp) yang diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC Universitas Indonesia.
British Parliamentary ("BP")[sunting | sunting sumber]
Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun
juga populer di banyak negara, sebab format inilah yang digunakan di
kejuaraan dunia WUDC. Dalam format ini, empat tim beranggotakan
masing-masing dua orang bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili
Pemerintah (Government) dan dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:
Opening Government: Opening Opposition: - Prime Minister - Leader of the Opposition - Deputy Prime Minister - Deputy Leader of the Opposition Closing Government: Closing Opposition: - Member of the Government - Member of the Opposition - Government Whip - Opposition Whip
Urutan berbicara adalah sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 7 menit
- Deputy Prome Minister - 7 menit
- Deputy Leader of the Opposition - 7 menit
- Member of the Government - 7 menit
- Member of the Opposition - 7 menit
- Government Whip - 7 menit
- Opposition Whip - 7 menit
Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan pidatonya. Di
antara menit ke-1 dan ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat mengajukan
interupsi (Points of Information). Bila diterima, pembicara yang
mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik
untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh
pembicara tadi sebelum melanjutkan pidatonya.
Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Di
akhir debat, juri menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1 sampai 4
untuk debat tersebut. Dalam panel, keputusan sebisanya diambil
berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan
membuat keputusan terakhir.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi Founder's Trophy yang diselenggarakan oleh Komunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap tahun.
Format World Schools[sunting | sunting sumber]
Format yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship (WSDC)
dapat dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri
atas dua tim, Proposisi dan Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga
orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:
- Pembicara pertama Proposisi - 8 menit
- Pembicara pertama Oposisi - 8 menit
- Pembicara kedua Proposisi - 8 menit
- Pembicara kedua Oposisi - 8 menit
- Pembicara ketiga Proposisi - 8 menit
- Pembicara ketiga Oposisi - 8 menit
- Pidato penutup Oposisi - 4 menit
- Pidato penutup Proposisi - 4 menit
Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama
atau kedua masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga) dan
didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi.
Aturan untuk interupsi (Points of Information -
POI) mirip dengan format BP. POI hanya dapat diberikan antara menit
ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating Championship (ISDC). Beberapa SMU di Indonesia yang pernah mengadakan kompetisi debat juga menggunakan format ini.
American Parliamentary[sunting | sunting sumber]
Debat parlementer di Amerika Serikat diikuti oleh dua tim untuk setiap debatnya dengan susunan sebagai berikut:
- Government
- Prime Minister (PM)
- Member of the Government (MG)
- Opposition
- Leader of the Opposition (LO)
- Member of the Opposition (MO)
Debat parlementer diadakan oleh beberapa organisasi berbeda di Amerika
Serikat di tingkat pendidikan menengah dan tinggi. National
Parliamentary Debate Association (NPDA), American Parliamentary Debate
Association (APDA), dan National Parliamentary Tournament of Excellence
(NPTE) menyelenggarakan debat parlementer tingkat universitas dengan
susunan pidato sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 8 menit
- Member of the Government - 8 min
- Member of the Opposition - 8 min
- Leader of the Opposition Rebuttal - 4 min
- Prime Minister Rebuttal - 5 min
California High School Speech Association (CHSSA) dan National
Parliamentary Debate League (NPDL) menyelenggarakan debat parlementer
tingkat sekolah menengah dengan susunan pidato sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 7 menit
- Member of the Government - 7 menit
- Member of the Opposition - 7 menit
- Leader of the Opposition Rebuttal - 5 menit
- Prime Minister Rebuttal - 5 menit
Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa pertanyaan
dapat ditanyakan kepada pembicara keempat pidato pertama, kecuali pada
menit pertama dan terakhir pidato. Dalam format CHSSA, keenam pidato
semuanya dapat diinterupsi.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.
Debat kompetitif selain debat parlementer[sunting | sunting sumber]
Debat Proposal[sunting | sunting sumber]
Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi
penganjur dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik
debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan
kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan
peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal).
Pada praktiknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu
topik yang sama yang berlaku selama setahun penuh atau selama jangka
waktu lainnya yang sudah ditetapkan.
Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal lebih mengandalkan pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga memiliki persepsi yang lebih luas mengenai argumen. Misalnya, sebuah proposal alternatif (counterplan)
yang membuat proposal utama menjadi tidak diperlukan dapat menjadi
sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun retorika juga penting dan ikut
memengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang tiap babak umumnya didasari
atas siapa yang telah "memenangkan" argumen sesuai dengan fakta
pendukung dan logika yang diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri
kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan
karena semua fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.
Di Amerika Serikat,
Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer dibandingkan debat
parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan
Jepang dan gaya debat ini ikut memengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di
AS, Debat Proposal tingkat SMU diselenggarakan oleh NFL dan NCFL. Di
tingkat universitas, debat ini diselenggarakan oleh National Debate
Tournament (NDT), Cross Examination Debate Association (CEDA), National
Educational Debate Association, dan Great Plains Forensic Conference.
Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua
orang dalam tiap debatnya. Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu
pidato konstruktif (8 atau 9 menit) yang berisi argumen-argumen baru dan
satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit) yang tidak boleh berisi
argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk membantu
sanggahan. Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan
diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination)
atas pidato tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan
dianggap sudah diterima dalam debat. Dewan juri secara saksama mencatat
semua pernyataan yang dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.
Lincoln-Douglas Debate[sunting | sunting sumber]
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu sama lain.
Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence) dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.
Kegiatan lain yang serupa[sunting | sunting sumber]
Model United Nations[sunting | sunting sumber]
Model United Nations adalah
kegiatan yang banyak dilakukan di tingkat sekolah dan universitas di
dunia. Dalam kegiatan ini, peserta memainkan peran sebagai delegasi
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mewakili negara tertentu (dalam
kompetisi internasional, negara yang diwakili umumnya bukan negara asal
sebenarnya dari tim tersebut).
Di Indonesia, kegiatan ini relatif belum berkembang. Namun, Jakarta International School (JIS), sebuah sekolah internasional di ibukota, memiliki kegiatan ekstrakurikuler ini.