Pengertian, Fungsi, Unsur, Dan Jenis Seni Teater
Diposting oleh :
M Delfi Saputra | Dirilis :
19.32 | Series :
Selamat datang di softilmu, blog
sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami
akan berbagi ilmu pengetahuan tentang Seni Teater.
Beberapa topik utamanya adalah Pengertian Seni Teater, Fungsi
Seni Teater, Unsur – Unsur Seni Teater, dan Jenis –
Jenis Seni Teater. Semoga ilmunya dapat bermanfaat.
A. PENGERTIAN SENI TEATER
Dalam sejarahnya, kata “Teater”
berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre,
bahasa Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron
(θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat
atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai
segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.
Selain itu, istilah teater dapat
diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teater dalam arti sempit dideskripsikan sebagai sebuah
drama (perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan
di atas pentas, disaksikan banyak orang dan
berdasarkan atas naskah yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas,
teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang
banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan,
sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater
selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama”
bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah
yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno
“draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame”
menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan,
sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan
dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang
dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain
drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.
B. FUNGSI SENI TEATER
Peranan seni teater telah
mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater
tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai
sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi
konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai
afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir
sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk
dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah
bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan
sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni
dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang
mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak
dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam
bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan,
sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha
yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan
pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam
artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya
diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan
diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan
kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti
nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
C. UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni
teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1.
Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang
menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu teater.
Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh
karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
1a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan
nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang
yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan
sutradara.
1b. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur
yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam
menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada
tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran
pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain
biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
1c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur
yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur
sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari
jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah,
menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
1d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang
mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas
menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti,
tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
1e. Properti
Properti merupakan sebuah
perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja,
robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
1f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan
pementasan teater, antara lain:
- Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
- Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
- Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
- Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.
2.
Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang
mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam
sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu
2a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau
individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada
di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
- Produser/ pimpinan produksi
- Mengurus semua hal tentang produksi;
- Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.
2b. Sutradara/ derektor
- Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
- Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
- Mencari dan menyiapkan aktor;
- Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.
2c. Stage manager
- Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
- Membantu sutradara.
2d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang
menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan,
kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).
2e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari
setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
- Bagian pentas/tempat;
- Bagian tata lampu (lighting);
- Bagian perlengkapan dan tata musik;
D. JENIS JENIS SENI TEATER
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak
Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno,
Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau
kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan
dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka
tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau
boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka
diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang
cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit,
wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan
wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan
tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan
Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga
diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk
persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan.
Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan
teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih
mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya
tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang
diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama
musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan
kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang
cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis
musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan
musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama
musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk
menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang
dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat
diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil
mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan
ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton
terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain
sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga
membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah
karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita
seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan
pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang
biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas
pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya
bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang
sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan
kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam
menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas
pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan
teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam
pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti
dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat
bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas
dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan
ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak
secara mandiri muncul.